Menuntut ilmu adalah hal yang sangat penting bagi kita sebagai muslim. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menuntut ilmu. Ilmu dapat meninggikan derajat seseorang, ilmu dapat mengantarkan seseorang ke surga, bahkan orang yang mati dalam keadaan menuntut ilmu sama dengan orang yang mati di jalan Allah (syahid). Selain itu ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, hal pertama yang diajarkan Allah melalui malaikat Jibril adalah Iqra’ (membaca).  Hal ini membuktikan bahwa dikehidupan selanjutnya untuk memahami ilmu Allah kita akan melalui proses belajar terus menerus. Kemudian sarananya dengan perantara qalam (pena).

azzumar

Allah Ta’ala berfirman :

Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[QS Az Zumar: 9]

Ayat diatas merupakan pertanyaan retoris yang memuat pertanyaan sekaligus jawaban. Tentu saja ada perbedaan antara orang yang berilmu dan tidak. Karena pada akhirnya berdampak pada rasa takut kepada Allah. Orang yang berilmu pasti memiliki rasa takut kepada Allah, semakin tinggi ilmunya semakin besar rasa takutnya kepada Allah. Berbeda dengan orang yang tidak berilmu, ia tidak akan mampu mengenal Allah sehingga tidak memiliki rasa takut kepada-Nya. Selain itu orang yang berilmu juga akan ditinggikan derajatnya. Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan orang-orang berilmu dengan derajat yang mulia.

Ilmu juga merupakan wujud ketaqwaan kita kepada Allah. Sebagaimana hadist berikut :

hadist

” Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim” [ H.R. Ibnu Majah ]

Hadist ini kaitannya dengan menuntut ilmu adalah banyak hal yang diwajibkan oleh Allah untuk kita melaksanakannya, maka mempelajari hal-hal yang diwajibkan tersebut adalah wajib untuk dipelajari. Sebagai contoh bahwa sholat adalah kewajiban, maka mempelajari ilmu tentang sholat adalah wajib hukumnya dan seterusnya.

Selain itu, ada pula kaidah ushul fiqih yang mengatakan :

Tidak sempurna suatu kewajiban tanpa dengan perantara tersebut, maka perantara tersebut adalah wajib [Kaidah Ushul Fiqih]

Di dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai penerapan dari ayat dan hadist di atas. Sebagai contoh, kita sebagai mahasiswa dibekali amanah oleh dosen di kampus untuk melaksanakan tugas dan belajar sebaik-baiknya. Sudah sepatutnya kita yang diberi amanah harus menjalankan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Semakin giat kita menuntut ilmu seharusnya rasa takut kita kepada Allah semakin besar bukan sebaliknya, ilmu tidak boleh membuat kita menjadi sombong dan angkuh seolah-olah hanya kita yang paling pandai di dunia ini. Itulah yang membedakan antara orang-orang yang berilmu dengan yang tidak.

Ilmu juga harus diamalkan, orang-orang yang kufur kepada Allah menggunakan ilmunya untuk berbuat kerusakan. Sementara orang-orang yang percaya dengan nikmat Allah dan memiliki rasa takut kepada Allah menggunakan ilmunya untuk hal-hal kebaikan. Menuntut ilmu Allah dan mengamalkannya juga membuka jalan bagi kita menuju surga. Menurut Syaikh yang mulia ahli Fikih Zaman ini Muhammad bin Shalih al-Utsaimin -semoga Allah merahmatinya- menyebutkan 12 adab yang mesti dimiliki seorang penuntut ilmu:

  1. Mengikhlaskan niat untuk Allah ‘Azza wa Jalla
  2. Menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain
  3. Membela Syari’at
  4. Berlapang dada dalam masalah khilafiyah (perbedaan pendapat)
  5. Mengamalkan ilmu
  6. Berdakwah kepada Allah ‘Azza wa Jalla
  7. Dengan hikmah
  8. Bersabar dalam menuntut ilmu
  9. Menghormati dan menghargai ulama
  10. Memegang teguh Al-Qur’an dan As-Sunnah
  11. Tatsabut (meneliti kebenaran) dan Tsabat (konsisten)
  12. Berantusias memahami makna yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya

Perlu diingat, ketika kita menuntut ilmu, hal yang pertama kali yang harus diniatkan dalam hati kita adalah mencari keridhaan Allah. Sebab Allah lah yang memiliki segala ilmu di dunia ini. Tanpa izin-Nya belum tentu kita dapat memahami ilmu yang kita pelajari. Tanpa rahmat-Nya belum tentu ilmu yang kita pelajari dapat diamalkan dan menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Sebagai contoh dalam mengamalkan ilmu, orang yang ahli dibidang kedokteran menggunakan ilmunya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ia sadar bahwa ilmu kesehatan yang dimilikinya dapat memberikan manfaat. Ia dapat menyembuhkan orang yang sakit, ia dapat memberikan penyuluhan tentang hidup sehat dan lain sebagainya. Karena kesehatan adalah nikmat dari Allah dan menjaga kesehatan adalah wujud syukur kita kepada Allah.

Orang yang ahli dibidang konstruksi dapat membantu masyarakat membuat jembatan. Terlebih saat ini banyak sekali di daerah pelosok yang belum dibangun jembatan. Padahal jembatan itu dapat bermanfaat bagi anak-anak untuk menyeberang sungai menuju sekolahnya. Apabila ahli konstruksi itu dapat mengamalkan ilmunya dengan baik, tentu banyak anak-anak sekolah yang tidak perlu lagi basah-basahan menyeberang sungai sebelum ke sekolah.

Seorang ahli kehutanan memberikan ide-idenya untuk menjaga hutan agar tidak semakin marak terjadi pembalakan liar. Kita lihat saat ini di media massa, banyak sekali berita tentang illegal logging yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang tersebut dengan sengaja menebang atau membakar hutan untuk membuka lahan baru. Akhirnya banyak penduduk yang tinggal disekitar hutan tersebut terkena dampaknya. Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan yang menyebabkan gangguan pernapasan dan lain-lain.

Singkatnya, ilmu wajib kita tekuni sebagai wujud ketaqwaan kita kepada Allah. Selain itu ilmu juga harus diamalkan. Sebab ilmu yang tidak diamalkan hanyalah sia-sia. Untuk apa kita menuntut ilmu tapi hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, hanya untuk mencari kekayaan semata. Ilmu pada hakikatnya adalah bagaimana dengan ilmu tersebut kita mampu bermanfaat bagi orang lain. Karena menurut ulama “menuntut ilmu adalah mengangkat kebodohan dari diri sendiri dan dari orang lain dan beramal dengannya (ilmu tersebut)”

 

 

Daftar Pustaka

Tarbawi. n.d. “Ayat dan Hadits Populer Tentang Anjuran Menuntut Ilmu”. July 21, 2016.

http://www.abimuda.com/2014/11/ayat-dan-hadits-populer-tentang-anjuran.html

Aditya, Ryan. n.d. “Ringkasan Tentang Menuntut Ilmu”. July 21,  2016.

https://archive.org/stream/TuntunanMenuntutIlmuUntukPemulaBag.1/Tuntunan%20Menuntut%20Ilmu%20untuk%20Pemula%20Bag.%201#page/n0/mode/2up

Majjah, Ibnu. 2013. “Adab Penuntut Ilmu”. July 21, 2016.

Adab Penuntut Ilmu