Ada banyak cara setiap orang merayakan hari kemerdekaan. Beberapa hari yang lalu tanggal 14 Agustus 2016 di Pogung Kidul Kab. Sleman Yogyakarta diadakan pameran kebudayaan. Orang-orang lebih suka menyebutnya dengan karnaval dalam rangka HUT RI yang ke-71. Ada sekitar 21 RT yang ikut dalam acara tersebut. Ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan anak kecil dengan pakaian adatnya sangat antusias sekali memamerkan berbagai macam kebudayaan di Indonesia. Ada Reog, ada tarian dari Kalimantan, iringan lagu Apuse, Ondel-Ondel, Tradisi Kirab Budaya Kupatan dan masih banyak lagi. Suatu hal yang jarang sekali kita temukan di kota, terutama kota yang menjadi tujuan urbanisasi. Tapi bukan berarti Yogyakarta bukan kota, Yogya juga kota bahkan disebut daerah istimewa. Ya, Yogya sangat istimewa. Ditengah banyaknya pendatang dari berbagai daerah justru Yogya tetap memperkenalkan keanekaragaman budaya.
Mari sejenak kita tinggalkan isu-isu negatif di televisi yang selama ini meruntuhkan semangat anak muda untuk berkarya. Mulai dari kasus korupsi yang memuakkan, isu tentang MEA yang menakut-nakuti sarjana muda untuk bersaing mendapatkan pekerjaan, sampai isu fullday school yang jadi trending topic (eh itu beneran gak sih?-_-).
Sekarang mari kita fokus pada potensi-potensi yang dimiliki Indonesia. Salah satunya kebudayaan. Melalui karnaval ini, pandangan saya mulai terbuka jika sebenarnya Indonesia itu memang sangat kaya dalam keberagamannya. Mungkin ini adalah sebagian kecil dari budaya Indonesia lainnya. Atau mungkin teman-teman pernah melihat pameran kebudayaan yang lebih hebat lagi. Tapi sekali lagi ini adalah contoh kecil dari potensi yang dimiliki Indonesia.
Dalam karnaval itu, semua masyarakat baik yang ikut maupun yang nonton terlihat sangat harmonis. Merka bahu-membahu saling bekerjasama demi suksesnya acara. Saat karnaval dimulai semua orang pecah dalam sukacita. Bahkan saling joget bersama. Sudah jelas bukan? Melalui kebudayaan saja kita bisa bersatu mewujudkan arti dari Bhineka Tunggal Ika.
Selain itu dalam acara tersebut saya juga melihat seorang anak kecil yang dengan lihai memainkan alat musik angklung. Mungkin dia datang sebagai jawaban atas berita di tv kalau angklung sudah diklaim tetangga sebelah. Hehehe. Sementara dibelakangnya banyak iring-iringan anak muda yang meneriakkan kata MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA! Setelah itu mereka bergerak keliling kampung sambil menyanyikan lagu-lagu daerah nusantara. Sudah jelas bukan? Melalui kebudayaan kita bisa membangkitkan semangat anak muda untuk mencintai negaranya.
Terus, dalam karnaval itu banyak pula parade yang menyajikan buah-buahan, sayur-sayuran, dan segala macam hasil panen. Bahkan sempat saya lihat ada pohon ubi yang bener-bener dicabut sampai akarnya. Ubinya besar banget. Kalau dibikin kripik mungkin ada deh satu baskom (hihihi).
Bukan bukan bukan, bukan kripik ubi yang jadi fokus, tapi hasil alamnya. Berlebihan gak sih kalau orang bilang tanah kita tanah surga? Kalau menurut saya sih enggak. Karena apapun yang ditanam di Indonesia pasti tumbuh subur. Pernah saat SMA guru saya bercerita kalau teh kualitas nomor 1 di dunia yang diminum Ratu Elisabeth itu berasal dari Sumatera Barat. Keren kan?
Nah itu dia segelintir potensi-potensi Indonesia kalau kita pandang dari kebudayaannya doang. Baru kebudayaan loh itu, belum lagi yang lain-lain. Jadi mulai sekarang mari kita perkenalkan potensi-potensi Indonesia ke seluruh masyarakat di tanah air. Bisa melalui televisi, radio, ataupun sosial media yang makin gencar diminati sebagian besar masyarakat Indonesia. Jangan cuma nonton gosip apalagi pake smartphone cuma untuk stalking mantan. eh
Leave a Reply