urban planning student

Month: September 2016

Dari PWK untuk Indonesia

“Bangun pemudi pemuda Indonesia

Lengan bajumu singsingkan untuk negara

Masa yang akan datang kewajibanmu lah

Menjadi tanggunganmu terhadap nusa”

 

Bait diatas adalah sebagian dari lirik lagu Bangun Pemudi Pemuda yang sarat makna. Di lirik lagu tersebut terlihat ada sebuah harapan Indonesia terhadap pemuda untuk masa yang akan datang. Bukan hal yang belebihan jika dikatakan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan bagi bangsa ini. Karena memang benar adanya. Bahkan presiden pertama kita pernah mengatakan “Berikan aku seribu orang tua niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya, berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Menjadi mahasiswa tentu berbeda dengan dulu ketika masih duduk di bangku sekolah. Saya masih ingat sekali bagaimana dulu sewaktu sekolah membuat tugas hanya modal “mbah google” copy paste print beres sudah. Tapi saat menjadi mahasiswa saya sadar bahwa kita harus lebih peka pada kondisi disekitar kita dan menjadi bagian dari solusi. Dalam video sambutan Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada, beliau berkata bahwa esensi dari pembelajaran di kuliah adalah mengasah jiwa kepemimpinan dan memupuk kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

Salah satu bentuk dari kepedulian itu dapat diwujudkan dari pengelolaan tata ruang yang kian semrawut. Sebagai contoh bahwa saat ini banyak sekali pemukiman kumuh berserakan dimana-mana. Padahal pemukiman yang kumuh berdampak pada psikologis kita. Coba bandingkan, lebih nyaman tinggal di tempat yang ada ruang terbuka hijaunya atau tempat yang sesak dengan tumpukan rumah? Tentu yang ada ruang terbuka hijaunya dong ya. Terus di jalan raya kita sering lihat pengguna motor yang seenaknya menerobos area pedestrian way, tentu saja ini melanggar hak-hak pejalan kaki untuk lewat di area tersebut. Alasannya sederhana, jalan kurang lebar katanya. Disamping itu yang tak kalah menarik perhatian saya adalah banyaknya spanduk-spanduk partai di pinggir jalan. Bahkan ada yang dipaku di pepohonan tanpa aturan. Sungguh luar biasa bukan? Bagaimana kita bisa memilih pemimpin yang spanduknya saja sudah tidak pro terhadap lingkungan.

Nah berangkat dari masalah-masalah diatas dibentuklah prodi Perencanaan Wilayah dan Kota. Orang yang berprofesi dibidang ini biasa disebut Planner. Seorang planner tidak hanya belajar tentang tata guna lahan, kependudukan, ekonomi tetapi juga harus pandai mempertimbangakan kepentingan dari berbagai pihak sebelum membuat rencana atau mengambil keputusan. Oleh karena itu planner harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Sebagai contoh, belum lama ini saya baca berita di koran bahwa pemerintah menyediakan armada busway terbaru untuk mengurangi kemacetan, namun pemilik moda transportasi seperti taksi dan minibus merasa bahwa lahan mata pencahariannya diambil. Akhirnya berujung pada pro kontra dan aksi teror.

Untuk menjawab persoalan tersebut, dalam studinya PWK melakukan analisis kawasan dan membuat maket di studio sebagai bahan pembelajaran. Selain itu telah banyak pula penelitian yang dilakukan mahasiswa seperti pengelolaan air, pengelolaan lingkungan kumuh, pemberdayaan daerah tertinggal dan lain-lain. Bahkan melalui penelitian tersebut ada yang lolos sebagai salah satu kontestan dalam ajang bergengsi di dunia dan menorehkan prestasi. Selain itu, untuk memupuk kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dari hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah diselokan agar aliran air saat hujan lancar. Membiasakan sejak dini menanam pohon di sekitar rumah untuk menyediakan ruang terbuka hijau. Menggunakan transportasi umum ketika berpergian untuk mengurangi kemacetan. Jangan takut dibilang tidak gaul karena naik transportasi umum. Pernah nonton film Street Society? dalam film tersebut Chelsea Islan berkata seperti ini “negara maju itu bukan seberapa banyak orang miskin punya mobil pribadi tapi seberapa banyak orang kaya mau naik angkutan umum”. Sekarang sudah jelas kan, kalau naik angkutan umum itu sebenarnya budaya negara maju. Nah, dengan begitu bukan tidak mungkin nantinya kita dapat berkontribusi di skala yang lebih luas lagi karena sumber daya manusianya yang berkualitas. Itulah yang memotivasi saya sebagai mahasiswi teknik untuk giat belajar dan bekerja demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Kepemimpinan, Langkah Awal Perubahan

Memiliki jiwa kepemimpinan saat ini mutlak diperlukan. Menurut Menteri Pendidikan, Anies Baswedan, bahwa di era globalisasi ini mahasiswa dituntut untuk memiliki double track, yaitu track akademik dan track kepemimpinan. Track akademik sangat penting bagi mahasiswa untuk menunjang pendidikan mereka seperti pengajuan beasiswa S2 dimana pelamar harus memiliki IPK yang tinggi. Namun track kepemimpinan juga tidak kalah penting. Sebab kehidupan pasca kuliah butuh lebih dari sekedar nilai. Mahasiswa harus memiliki kemampuan kepemimpinan, analythical thinking, dan problem solving sebagai persiapan pemimpin masa depan.

Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan harus dimulai dari mengenali diri sendiri. Membangun sistem kepercayaan diri yang dapat dibentuk dari lingkungan keluarga, masyarakat, nilai-nilai agama, pengalaman, dan tradisi. Selanjutnya sistem kepercayaan diri ini akan membentuk citra diri positif. Mustahil seseorang dapat menjadi pemimpin jika tidak percaya diri, mustahil pula seseorang dapat membangun masyarakat tanpa memiliki jiwa kepemimpinan.

Sistem kepercayaan diri memiliki pengaruh terhadap keinginan-keinginan tertinggi dalam hidup kita. Dr. Maxwell Maltz bahkan berpendapat bahwa sistem ini merupakan semacam hipnotis diri. Apapun yang kita pikirkan sistem kepercayaan diri ini yang akan menstimulus pikiran kita. Termasuk jika kita percaya bahwa kita mampu menjadi pemimpin, maka kita akan menjadi pemimpin.

Jiwa kepemimpinan memiliki arti penting dalam hidup kita. Jiwa kepemimpinan memampukan kita untuk mendapat dukungan serta kerja sama dari orang lain. Keberhasilan dan kemampuan memimpin orang lain yaitu membuat mereka mengerjakan hal-hal yang tidak akan mereka kerjakan seandainya mereka tidak dipimpin. Inilah langkah awal bagi kita untuk membangun masyarakat.

Di dalam prinsip kepemimpinan ada empat kaidah yang harus diteladani, diantaranya:

  1. Bertukar pikiran dengan orang yang Anda ingin pengaruhi

Cara ini sangat ampuh untuk mendorong orang lain seperti teman, rekan kerja, karyawan, bahkan masyarakat untuk bertindak dengan cara yang kita inginkan. Selain itu bertukar pikiran adalah salah satu cara untuk mendengar permasalahan yang terjadi di sekitar kita. Bahkan dengan bertukar pikiran kita mampu mencari solusi dari permasalahan tersebut. Lagipula semakin banyak kita bertukar pikiran dengan orang-orang disekeliling kita, maka perkataan kita pun akan semakin didengar, otomatis semakin mudah bagi kita untuk melakukan kerjasama dengan orang lain.

  1. Berpikir apa cara yang manusiawi untuk menangani ini

Setiap orang memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda. Ada banyak cara pandang orang untuk menghadapi berbagai persoalan dilihat dari tipe kepemimpinannya. Contohnya seorang diktator, ia juga seorang pemimpin. Namun pemimpin yang kurang memperhatikan aspirasi orang disekitarnya. Ia cenderung mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Ia selalu menganggap bahwa pemikiran orang lain tidak sebaik dirinya. Tipe pemimpin seperti ini tentu saja dijauhi masyarakat. Jika seandainya ada yang loyal, itu tidak akan bertahan lama. Selain itu ada juga tipe pemimpin yang berdasarkan peraturan dalam buku. Segala sesuatunya harus dikerjakan sesuai aturan, prosedural, dan sesuai rencana. Pemimpin seperti ini akan memperlalukan orang lain layaknya mesin. Mereka bekerja sesuai prosedur, statis, dan sistematis. Kemudian ada pula tipe pemimpin yang manusiawi. Tipe seperti ini sangat kooperatif. Ia memanusiakan manusia. Ia mau mendengar aspirasi orang lain untuk kemudian bekerja sama. Ia juga menghargai setiap pemikiran dan ide yang diberikan orang lain sebelum memutuskan suatu kebijakan.

  1. Berpikir untuk maju, percaya akan kemajuan, mendesak untuk maju

Seorang pemimpin harus berpikir progresif yaitu selalu melakukan perbaikan, tidak hanya stagnan dan cepat puas terhadap hasil karena kehidupan ini sangat dinamis. Pemimpin harus cepat dalam mendorong kemajuan dan menciptakan perubahan di masyarakat.

  1. Luangkan waktu untuk berunding dengan diri Anda sendiri

Kita selalu menggambarkan pemimpin sebagai seorang yang sibuk. Itu benar sekali. Pemimpin selalu berada di tengah-tengah kesibukan. Namun dibalik itu semua ia selalu menempatkan dirinya untuk berpikir sendiri. Franklin D. Roosevelt dan Winston Churchill dapat mengembangkan kapasitas kepemimpinan mereka yang luar biasa juga dengan banyak menghabiskan waktu sendirian. Meluangkan waktu untuk sendiri adalah alat yang ampuh untuk berpikir.

Sebagai contoh kepemimpinan yang ada di sekitar kita adalah Veronica Colondam. Beliau adalah pendiri sekaligus CEO di Yayasan Cinta Anak Bangsa atau biasa disebut YCAB Foundation. Sejak tahun 1999 ia sudah aktif dalam berbagai kegiatan sosial untuk memberdayakan manusia melalui pendidikan dan ekonomi. Awal mula pendirian YCAB Foundation ini berawal dari kekhawatiran Vera akan “tren” penggunaan narkoba di kalangan remaja. Oleh karena itu ia dan teman-temannya berinisitif memberikan edukasi mengenai narkoba di kalangan remaja. Namun dalam perkembangannya, program yang dijalankan YCAB Foundation melebar menjadi sektor ekonomi. Menurut Vera untuk memecahkan masalah kesehatan remaja, tidak lepas dari pendidikan dan kondisi ekonomi keluarga. Maka dari itu, YCAB mulai melebarkan fokusnya dalam menangani masalah pendidikan anak-anak kurang mampu dan pemberdayaan ekonomi keluarga tidak mampu. Ia mengembangkan programnya dengan mendirikan Rumah Belajar dan memberikan kredit mikro bagi keluarga kurang mampu. Kredit mikro memberikan pinjaman modal usaha kepada ibu-ibu pra sejahtera untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya sehingga pendidikan anak-anak mereka terjamin. Berbeda dari sistem kredit mikro pada umumnya, dilatarbelakangi banyaknya siswa Rumah Belajar yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena harus membantu perekonomian keluarga. Oleh karena itu pinjaman modal yang diberikan YCAB Foundation adalah bersyaratkan pendidikan. Keluarga yang diberi pinjaman modal harus menyekolahkan anak-anaknya atau mengajak anaknya yang putus sekolah untuk belajar di Rumah Belajar YCAB Foundation.

Apa yang dilakukan oleh Veronica Colondam merupakan salah satu wujud dari sifat kepemimpinan. Ia bukan hanya mampu untuk menjadi pemimpin YCAB Foundation tapi juga mampu untuk mendorong kemajuan.  Ia mampu membangun ekonomi masyarakat disekitarnya dengan memberikan pinjaman modal. Ia juga mampu mengajak anak-anak yang putus sekolah agar bisa bersekolah kembali melalui Rumah Belajar yang didirikannya. Ia sadar bahwa ekonomi dan pendidikan adalah syarat utama untuk membangun Indonesia lebih baik.

Hal yang sama pun dapat kita lakukan sebagai mahasiswa untuk mengasah  jiwa kepemimpinan. Sebagai contoh yaitu aktif dalam kegiatan organisasi, saling bertukar pikiran, memberikan masukan dan pendapat, dan menyampaikan ide-ide yang baik adalah langkah awal untuk melatih mental mahasiswa sebelum terjun di masyarakat. Mahasiswa juga dapat turut serta untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sosial seperti ikut serta dalam gerakan menanam seribu pohon yang bermaksud mendorong perubahan agar masyarakat lebih cinta terhadap lingkungan dan tidak melakukan pembalakan liar. Mahasiswa juga bisa menjadi relawan untuk mengajar di yayasan-yayasan yang masih kekurangan guru agar semakin banyak murid yang mendapatkan pendidikan. Selain itu juga di bidang kesehatan, mahasiswa dapat bekerja sama dengan posyandu untuk memberikan imunisasi gratis bagi anak-anak balita untuk meningkatkan gizi mereka, dan masih banyak contoh lainnya.

Jadi, jiwa kepemimpinan bukan hanya sekedar mampu memberikan instruksi kepada orang lain. Namun lebih kepada bagaimana kita mendorong orang lain untuk melakukan perubahan. Banyak contoh sikap kepemimpinan yang dapat kita ambil di lingkungan kita sehari-hari. Mahasiswa sebagai agent of change harus menjadi pilar bagi perubahan dengan mengasah jiwa kepemimpinan sejak dini agar dapat menjadi bagian dari perubahan Indonesia yang lebih baik.

 

Daftar Pustaka

Lusi, Samuel S. 2010. The Real You is The Real Success. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Shwartz, David J. 1996. Berpikir dan Berjiwa Besar : The Magic Of Thinking Big. Jakarta : Binarupa Aksara

Rinaldi, Denoan. 2012. “YCAB : Memberikan Solusi Masalah Narkoba Hingga Pemberdayaan Ekonomi”. July 22, 2016. http://swa.co.id/youngster-inc/headline/ycab-memberikan-solusi-masalah-narkoba-hingga-permberdayaan-ekonomi

Ycabfoundation. n.d. “ycab foundation”. July 22, 2016. http://www.ycabfoundation.org/about-us/meet-our-team/

Baswedan, Anies. 2014. “Pesan Anies Baswedan untuk Mahasiswa Baru”. July 22, 2016. http://aniesbaswedan.com/tulisan/Pesan-Anies-Baswedan-Untuk-Mahasiswa-Baru

 

© 2025 Trika Yuliana

Theme by Anders NorenUp ↑