Menjadi mahasiswa memang memiliki keunikan sendiri. Ada imbuhan “maha” didepan status kesiswaannya. Itu berarti secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang lebih dibandingkan siswa biasa. Yakni tanggung jawab kepada dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Saat menyandang status mahasiswa, ia juga dihadapkan pada segudang pilihan. Mulai dari memilih mata kuliah, UKM, BSO, komunitas, event, dan lain sebagainya.

Memang, jalan menuju kesuksesan tak selalu sama.  Mahasiswa memiliki caranya masing-masing untuk menemukan jalan menuju kesuksesan itu. Yang pertama ada yang memilih untuk aktif di organisasi demi mengasah softskillnya. Yah syukur-syukur dari kegiatannya itu pulang-pulang bisa berprestasi, dikasih award berupa beasiswa, penghargaan, dan yang jelas pasti famous. Tapi dibalik keaktifannya pasti ada tugas kampus yang terbengkalai, semua serba deadline, mau gak mau akhirnya harus begadang sampai jam 5 subuh.

Kemudian yang kedua ada pula mahasiswa yang aktif di bidang akademik doang. Mengejar IPK 4,0; lulus tepat waktu, semoga aja bisa cumlaude seperti yang mama papa inginkan. Tapi, hanya berkutat di akademik saja juga tidaklah baik. Mahasiswa juga harus mengasah kecakapannya dalam memimpin, dimana hal itu bisa diperoleh di organisasi. Sehingga disini ada dua tipe besar mahasiswa yaitu mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang kuliah-pulang) dan mahasiswa kurap (kuliah-rapat kuliah-rapat).

Dari dua tipe mahasiswa itu siapa sih yang tak ingin menjadi mahasiswa ideal? aktif di berbagai kegiatan organisasi, tapi nilai akademik tetap oke. Namun untuk berhasil di kedua bidang bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa dibatasi dengan waktu dan tenaga. Akhirnya mau tidak mau ada salah satu yang harus dikorbankan. Saya tidak mengatakan mahasiswa yang hanya mengejar akademik saja bakalan susah mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah. Karena banyak orang awam yang mengatakan “hari gini IPK 4 gak jamin loe bakal dapat kerja dengan cepat. Semua harus dibarengi dengan softskills”. Saya juga tidak menyalahkan mahasiswa yang aktif di organisasi doang, karena lagi-lagi orang awam mengatakan “lu organisasi mulu sih, skripsi gak kelar-kelar kan”

Mantan Menteri Pendidikan, Anies Baswedan pernah mengatakan bahwa mahasiswa jangan menyia-nyiakan masa perkuliahannya hanya menjadi mahasiswa kuliah-pulang kuliah-pulang. Mahasiswa juga harus aktif mengikuti pembelajaran di luar kelas. Sebaliknya jika mahasiswa itu aktifis, maka jangan hanya aktifis di luar kelas tapi juga di dalam kelas. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki double track, yaitu track akademik dan track kepemimpinan. Karena dua hal itu yang akan mengantarkan mahasiswa menuju masa depan.

Cocok?

Nah terus gimana sih caranya buat menyeimbangkan antara akademik dengan organisasi. Pasti pengen dong ya aktif di organisasi tanpa harus melalaikan tugas kampus. Karena sekali lagi, tujuan pertama kali kita di universitas adalah kuliah. Mahasiswa harus pandai-pandai memilih kegiatan apa saja yang dapat menunjang minat dan bakatnya yang kelak akan mengantarkan mahasiswa tersebut menuju cita-citanya. Kebijakan dalam memilih dan mengambil keputusan mutlak harus dimiliki oleh seorang mahasiswa.

Nah disini saya mau membagi 2 tipe mahasiswa berdasarkan kegiatannya, yaitu mahasiswa efektif dan mahasiswa sibuk. Apasih perbedaan diantara keduanya? yuk kita telaah!

  1. Mahasiswa sibuk itu selalu mengikuti banyak hal sementara mahasiswa efektif hanya fokus pada satu tujuan

Terkadang, sebagai mahasiswa kita memiliki banyak keinginan. Ingin punya banyak teman, ingin cari pengalaman, sampai ingin ngeksis bareng kakak tingkat. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang mencoba segala macam kegiatan tanpa memiliki tujuan yang jelas. Inilah yang membuat mahasiswa cenderung sibuk dengan kegiatan non-akademiknya sehingga record akademiknya menjadi terbengkalai. Padahal jika mahasiswa telah menentukan tujuan yang jelas, bisa saja ia menjadi mahasiswa ideal. Aktif di organisasi dan memiliki prestasi akademik. Misalnya, ada mahasiswa yang gemar menyanyi. Ia ingin mengikuti kontes menyanyi baik tingkat regional maupun nasional. Maka dengan targetnya itu ia cukup mengikuti UKM olah vokal atau paduan suara atau bisa juga menjadi panitia konser. Siapa tau dari pengalamannya jadi pantia, suatu saat dia bisa menggelar konser miliknya sendiri. Mantap kan? Hehe. Jadi, pikirkanlah dua kali sebelum benar-benar memilih suatu organisasi. Pilih organisasi yang membuat kamu bisa berkontribusi total di dalamnya. Fokus. Jangan asal ikut-ikutan teman. Sayang kan kalau kamu punya segudang kegiatan tapi tak satupun dari kegiatan itu ada kontribusimu didalamnya J

  1. Mahasiswa sibuk cenderung tidak memiliki waktu yang cukup sementara mahasiswa efektif hanya menggunakan waktunya untuk hal yang benar-benar penting.

Akibat memilih banyak organisasi, mahasiswa jadi berpikir “aku sibuk, gak punya waktu. Bisa makan aja udah syukur apalagi jalan-jalan”. Wah bayangin aja kalau paradigma seperti ini ada di benak mahasiswa. Betapa suramnya hidup mereka. Padahal masa muda adalah masa dimana kita bisa mengeksplor hal-hal baru disekitar kita. Mengunjungi tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, dan mendapatkan pengalaman baru. Kalau 24 jam habis untuk kuliah dan rapat, lambat laun mahasiswa itu akan mudah mengalami stress. Berbeda nih dengan mahasiswa efektif, ia akan menyediakan waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting, untuk kegiatan yang sesuai dengan yang dipilihnya. Sisanya bisa ia gunakan untuk jalan-jalan. Sekedar refreshing dari tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen. Nah, supaya hari kamu lebih efektif cobalah buat priority list kegiatan yang akan kamu ambil dalam hari itu. Porsikan waktu untuk aktivitas, istirahat, dan belajar.

  1. Mahasiswa sibuk cenderung mengatakan “ya” pada semua tawaran, sementara mahasiswa efektif memikirkannya dua kali

Diundang banyak kegiatan memanglah suatu prestise tersendiri bagi mahasiswa. Karena dengan begitu ia akan dianggap penting dan dibutuhkan. Namun, dibalik itu ada hal yang harus jadi pertimbangan. Pertama waktu yang kedua kesehatan. Jangan sampai kegiatan itu benar-benar menyita waktu mahasiswa hingga pergi pagi pulang pagi (udah kayak lagu armada ceritanya). Jangan pula karena menerima banyak kegiatan akhirnya tubuh menjadi tidak fit dan jatuh sakit. Kalau sudah sakit, jangankan untuk ikut kegiatan ini dan itu, sekedar mengerjakan tugas kampus saja mungkin tidak bisa. Akhirnya rugi banyak kan? Kalo mahasiswa efektif dia akan melihat jadwal yang sudah dibuatnya sebelum menerima tawaran. Ia mampu memporsikan mana tawaran yang harus diambil dan mana yang tidak berdasarkan jadwal yang sudah ia buat.

  1. Mahasiswa sibuk memiliki banyak prioritas, mahasiswa efektif memiliki satu-dua prioritas

Memiliki banyak prioritas tentu akan sangat membingungkan. Terlebih lagi jika semuanya berada dalam deadline yang sama. Misal, tugas A harus dikumpul hari senin pagi. Tapi hari minggu kita masih ikut organisasi hingga pulang malam. Kebiasaan anak sekolahan bahkan terbawa sampai kuliah adalah SKS (sistem kebut semalam). Ia mengerjakan tugasnya sampai jam 3 subuh. Kemudian besoknya harus bangun pagi. Siangnya ada rapat. Sorenya ada pelatihan. Setelah itu apa yang terjadi? Yaudah wassalam. Tapi untuk hal-hal semacam itu bisa kita siasati. Misal tugasnya dikumpul hari senin. Dosen pasti memberikan tugas dalam jangka waktu 1 minggu. Usahain deh pas paginya di kasih tugas, malamnya udah mulai nyicil minimal seperempatnya dulu. 4 hari kamu nyicil tugas, lama kelamaan kan beres juga. Gimana kalo tugasnya gak cuma satu? Hmm… saya yakin diantara satu minggu itu pasti ada jam kosong. Contoh nih ada mahasiswa PWK sebut saja Mawar. Dia memiliki jam studio yang berlangsung selama 4 jam. Biasanya dosen datang cuma buat ngeliat-liat progress tugas. Selebihnya, 4 jam itu bebas digunakan untuk apa saja. Nah biasanya, Si Mawar ini menggunakan 2 jam studionya untuk menyelesaikan tugas yang ada hubungannya dengan pelajaran studio. 2 jam nya lagi ia gunakan untuk nyambi tugas-tugas yang lain. Dalam waktu 4 jam itu 2-3 tugas bisa ia selesaikan. Alhasil sorenya masih bisa disempatkan untuk datang rapat. Kalo malamnya mau rapat juga gapapa. Kan tugasnya udah selesai. Trus jam 10 malam bisa langsung tidur deh. Beres kan?

nah, kalau kamu mahasiswa yang mana?